Friday, December 24, 2010

Syiar Asyura, Milik Semua Mazhab Islam

Syiar Asyura, Milik Semua Mazhab Islam
Pada buku ke-6 Mastnawi tertulis, dalam sebuah cerita pada hari Asyura
Seseorang tiba di kota Hilb dan berpapas pandang pada para peziarah dia bertanya
Sebab apakah tangis dan jeritan ini, mereka menjawabnya
Apakah tidak sampai padamu khabar ini, ini adalah hari Asyura
Ini adalah matam kelabu yang terus bergulir kurun demi kurun
Bagaimana mungkin seseorang menyandang kemukminan tanpa tahu kisah pilu ini
Pertanda cinta adalah mendengar yang disuka, kecintaan yang berbuah ketaatan
Para mukmin bermaktam sebagai pensuci ruh
Matam atas kepiluan yang seribu kali lebih dahsyat dari topan Nabi Nuh(*)
 Menurut Kantor Berita ABNA, Doktor Ali Akbar Wilayati dalam ceramah yang dia sampaikan dihadapan para hadirin majelis duka Imam Husain as yang diadakan di jalan Halikali kota Istanbul. Pada kesempatan itu dia memaparkan nilai-nilai yang terkandung dalam Revolusi Imam Husain as dan menjelaskan," Secara jelas sejarah telah menoreh Revolusi Imam Husain as sebagai hari Allah swt dan menilai kejadian itu sebagai sejarah yang amat penting. Bisa dikatakan bahwa kejadian paling penting setelah hari diutusnya Nabi Muhammad saw sebagai seorang Nabi adalah peristiwa terbunuhnya Imam Husain as, cucunda tersayang Nabi  oleh umat manusia yang menyatakan diri sebagai pengikut agama kakek beliau. Padahal apa yang diajarkan oleh Nabi Muhammad saw adalah usaha keras untuk mencari kebenaran dan senantiasa berdiri menentang kedhaliman."
Pada kesempatan itu dia mengingatkan," Imam Husain dan sahabat-sahabatnya menemui kesyahidan pada saat mereka dihalang-halangi untuk mendapat air, dimana disaat yang sama terdapat air sungai eufrat yang berlimpah ruah namun tetap saja beliau beserta keluarga dan bahkan para wanita serta anak masih bayi tetap dicegah untuk mendapatkan air walau seteguk. Para pembunuh itu dari kalangan orang-orang yang mengaku sebagai pengikut agama Islam dan pimpinan mereka tinggal di istana megah penuh keindahan dan foya-foya dengan berkedok agama Islam."
Dia mengingatkan," Asyura tidak hanya sebuah tragedi melainkan merupakan sebuah simbol penentangan pada kedhaliman dan pemberontakan atas penghinaan pada nilai-nilai mulia landasan dasar agama Islam, belum lagi beberapa puluh tahun setelah hari pengutusan kenabian berlalu beberapa orang sudah melakukan penyimpangan dalam pemerintahan islam. Mereka merubah sistem kekhalifahan menjadi sistem kerajaan. Sistem kerajaan ini turun temurun mewariskan nilai kemubaziran dan berbagai budaya jahiliyah arab dengan agama Islam sebagai penutup kebobrokan mereka."
Perwakilan dewan wali fakih dalam bidang hubungan antar negara dengan mengisyaratkan bahwa keadilan, nilai maknawi, kemerdekaan manusia, persamaan hak, dan peletakan taqwa sebagai standar nilai, sebagai ciri-ciri pemerintahan Islam, semua budaya itu mereka ganti dengan budaya Arab jahiliyah seperti penyembahan pada kelompok dan kabilah, kesenjangan sosial diantara umat Islam, bertambahnya kemunafikan dan dua muka, memerintah dan mengambil baiat dengan berdasar teror dan paksaan. Bertambahnya perbuatan yang jauh dari nilai ketaqwaan, dan penghalalan apa-apa yang diharamkan Islam. Melihat kondisi seperti ini apakah cucu Rasulullah saw harus diam. Membela agama kakeknya sudah menjadi kewajiban dirinya dan tidak ada pilihan lain lagi. Dia mengumumkan bahwa beliau tidak mampu membiarkan semua penyimpangan itu, dan beliau melakukan revolusi untuk menegakkan kembali agama kakeknya  sehingga para pencari kebenaran dan para pembenci kedhaliman bisa berubah, beliau ketika menyampaikan falsafah kebangkitan yang beliau lakukan berkata,” Apakah tidak kalian lihat bahwa dia hanya mengamalkan kebenaran dan sedang menjuhi kedhaliman.”
Dia menambahkan, " Pada saat peperangan yang tidak imbang itu terjadi Imam Husain as mengambil lagnkah sehingga jalan kebenaran nan lurus menjadi jelas bagi umat yang akan datang, dan satu hal yang lebih dicintai dari yang lain yaitu agar shalat tetap ditegakkan dan berusaha agar nilai penting dan pokok-pokok agama tetap terjaga dikehidupan umat Islam. Beliau dan para sahabat beliau pada saat datang shalat dhuhur mereka tetap menjalankan amal shalat dhuhur diawal waktu walaupun ditengah kepungan lemparan anak panah pasukan Yazid dan dari segala arah ada anak-anak panah mengarah pada tubuh-tubuh mereka. Dengan ini pergerakan Imam Husainn as adalah gerak dalam rangka merubah kondisi itu menjadi sikap pencari kebenaran, pengorbanan, dan penentangan dihadapan kedhaliman dan penyimpangan serta penegakkan keadilan. Sebuah tujuan utama yang menjadi media mendasar dalam mengupayakan nilai persatuan dan kesatuan umat Islam.
Anggota permusyawaratan Majma Dunia Ahlul Bait kembali mengingatkan bahwa berbagai madzhab selain diri mereka menjadi pengikut Imam Husain as mereka juga meneriakkan ajaran-ajaran yang telah diserukan Imam Husain as. Disemua penjuru ketika mereka mendengar nama Imam Husain as maka mereka akan terbawa pada pemahaman penentangan pada kedhaliman, masing-masing dari mereka menggenggam ajaran yang dibawa Imam Husain as, satu sisi mereka menjadi penyeru ajaran Imam Husain as dan disisi lain mereka adalah orang yang datang berbelasungkawa untuk Kesyahidan Imam Husain as.
Selanjutnya dia mengisyaratkan pada slogan" Setiap hari adalah Asyura dan setiap tempat adalah Karbala" dan menjelaskan bahwa ini bermakna sepanjang zaman pembelaan pada nilai-nilai dasar agama dan peperangan pada musuh adalah tanggung jawab seluruh umat Islam. Di zaman sekarang dunia Islam juga sedang menghadapi cobaan berat, dihadapan cobaan ini ada tanggung jawab berat dipundak umat Islam, seluruh umat Islam menjadi pengemban amanat tanggung jawab yang diletakkan Imam Husain as pada pundak mereka.
Dia menambahkan, "Sekarang ini musuh-musuh Islam dalam berbagai bentuk terus menerus meneriakkan penghinaan atas nilai-nilai agama Islam terutama pada Alquran dan sosok pribadi mulia nabi Agung Muhammad saw, terutama serangan pada nilai budaya, mereka menjadikan kebudayaan yang merupakan sebuah landasan kehidupan masyarakat sebagai sasaran bidik untuk dihancurkan atau dicampuradukkan. Serangan politik beruntun pada negara-negara Islam serta peperangan dari segi hukum merupakan ejawantah nyata peperangan antara hak dan bathil. Sudah semestinya pada kesempatan ini kita juga menyinggung penderitaan yang dialami saudara-saudara  kita di Palestina, sebuah bangsa yang menjadi korban fitnah Negara-negara Eropa dan Rezim Zionis dan berpuluh puluh tahun harus menanggung beban berat dipundak mereka dan mereka harus membayar dengan perlawanan demi Islam dan umat Islam, masyarakat ini dipaksa keadaan untuk menghadapi serangan dari kekuatan yang sangat tidak imbang kelompok Zionis."
Wakil Pemerintah Iran dalam bidang hubungan keluar ini berkata," Diantara pengepungan kebanci-bancian terhadap masyarakat Ghaza adalah contoh paling sengsara perang salib dari Zionis pada umat islam. Dengan menjadi pengikut Imam Husain as serta dengan mengambil ajaran Asyura mengajari kita agar peduli pada masyarakat Palestina yang terdhalimi, almarhum Imam Khumaini pada dasarnya telah mengepakkan kembali bendera yang sebelumnya dikembangkan Imam Husain as dalam memerangi pemerintah dhalim dan kedhaliman di dunia ini. Rahbar Ayatullah Ali Khamenei sang pahlawan Revolusi juga menjadikan Revolusi Imam Husain as sebagai contoh yang beliau ambil, penjagaan harga diri Islam dan penghidupan nilai-nilai islam beliau nilai sebagai tanggungan yang harus diemban. Dalam hal ini beliau menjadi seorang yang kukuh untuk mewujudkan persatuan ditengah-tengah umat Islam, ini tercermin dari fatwa-fatwa yang beliau sampaikan."
Perwakilan Wali Fakih mengisyaratkan nilai penting Negara Turki karena menjadi salah satu Negara yang teguh dalam menjaga kesucian Islam, dia juga memuji peranan ini bahwa ini menjadi salah satu penopang terwujudnya persatuan diantara kaum muslimin.
Dia juga menilai kehadiran perdana Menteri Turki pada upacara peringatan kesyahidan Imam Husain as sebagai salah satu pokok penting terwujudnya persatuan dan kesatuan Umat Islam. Pada ahir ceramahnya dia membaca syair dari Maulana yang berkisah tentang Imam Husain as dan tragedi Asyura.

No comments:

Post a Comment